C a h a y a (
Lighting )
Elemen
Dasar fotografi yang ke empat adalah Cahaya, Pencahayaan yang baik sangat
penting untuk foto yang baik. Dalam membuat foto anda akan selalu berhubungan
dengan cahaya. Oleh karenanya Cahaya merupakan elemen penting dalam fotografi. Bahkan,
jangan lupa arti dari kata Yunani "fotografi". "Phos"
berarti "cahaya" dan "Graphis" berarti "kuas",
secara harfiah
berarti "melukis dengan cahaya". Cahaya sendiri dapat
dikatakan sebagai salah
satu bahan dasar dalam proses “menggambar” itu.
Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak akan tercipta.
Pencahayaan
dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:
·
Exposure, adalah
Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi,
·
Pencahayaan
untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (Lighting
Set Up)
EXPOSURE
Under Exposure adalah kondisi gambar yang dihasilkan
mengalami kekurangan cahaya. Properly Exposure adalah kondisi gambar yang
dihasilkan pas mendapatkan cahaya Over Exposure adalah kondisi gambar yang
dihasilkan mengalami kelebihan cahaya. Walaupun demikian, Anda jangan
meremehkannya, karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan
foto yang baik. Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang
sudah ahli.
TATA CAHAYA
(LIGHTING SET UP)
Biasanya
kita menggunakan tata cahaya di dalam studio. Walaupun tidak jarang ada yang
menggunakannya di luar gedung atau studio. Tata
cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai
exposure yang benar guna menghasilkan gambar yang
memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk itu anda harus mengetahui arah
datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya kita bermain dengan arah
datangnya sinar.
Bagaimana proses terciptanya suatu
karya fotografi ?
Proses tersebut terjadi pada saat film
yang mempunyai bahan peka cahaya di
dalam kamera tersinari dan merekam
warna cahaya dari suatu benda yang
melintasi kamera. Image yang terjadi
pada film negatif karena adanya cahaya
yang mengenai dan “melukai”nya
sehingga menimbulkan bekas‐bekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka
cahaya. Namun agar film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturan‐aturan tertentu. Aturan pertama adalah, cahaya harus
datang dengan terarah. Ini adalah tugas lensa. Yaitu memindahkan suatu image
tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam bentuk dua dimensi. Tanpa
lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk fotografi. Aturan kedua adalah,
jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang terpasang. Dengan
demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus mengetahui pula
asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah dari sinar atau cahaya itu datang
mengenai objek.
Lighting Set Up di Studio
SUMBER CAHAYA
Sumber‐sumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini
:
1.
Sumber cahaya
alam ( Natural Light )
Yaitu
sumber cahaya yang berasal dari alam, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat.
Misalnya : matahari, bulan, bintang.
2.
Sumber cahaya
buatan ( Artificial Light )
Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau
diciptakan oleh manusia.
Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin,
lentera, api.
KUALITAS CAHAYA
Kualitas
cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh
sumber
cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu :
1.
Keras
Sinar ini
dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang.
2.
Sedang
Sinar ini
dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang.
3.
Lemah
Sinar ini
dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dangelap.
Natural Light Photo Artifical Light Photo
ARAH CAHAYA
Yaitu
arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di
depan
kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah
datangnya sinar, antara lain :
Sinar Depan /
Muka (Front Light)
Yaitu
sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang
pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika
sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di
bawah dagu obyek. Hal ini
dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor
sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
Sinar Belakang
(Back Light)
Sinar
yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan
untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan
biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi
apa yang dinamakan flair (flare) , yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam
lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :
- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang
obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
Front Light ( Sinard Depan/Muka )
Back Light ( Sinar Belakang )
Efek Siluet
- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau
reflektor (bidang datar yang dapat memantulkan cahaya biasanya berwarna putih
atau silver).
- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
Sinar Samping
(Side Light)
Sinar
yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan
dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.
Sinar Atas (Top
Light)
Sinar
yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas
suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi‐sisi bawah obyek.
Sinar Kunci
(MainLight)
Sinar
yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering
dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi. Dengan
pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih
akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai
dengan ISO film yang
anda pakai. Kalau sampai salah, sia‐sia saja pengukur cahaya yang ada.
Cara menggunakan
pengukur cahaya :
Pada
suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah
sasaran,
lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada
di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan
sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang
artinya over), dan minus (yang artinya under)
atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur
cahaya mengatakan OK, anda dapat mengubah‐ubah
kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan.
Metode
Pengukuran Cahaya
Ada dua
jenis metode pengukuran cahaya:
Reflektif meter
(Reflective Meter)
Adalah mengukur
cahaya yang memantul dari subjek. Metode ini akan sangat sulit karena seseorang
mengenakan kemeja putih akan memantulkan lebih banyak cahaya daripada seseorang
yang mengenakan kemeja berwarna gelap, namun secara teori mereka harus
mendapatkan eksposur yang sama dalam film. Namun, terlepas dari kekurangan
reflektif metering adalah jenis pengukuran yang dibangun ke dalam semua kamera
saat ini karena merupakan satu‐satunya pilihan layak
untuk metering di kejauhan. Anda dapat memiliki pusat‐tertimbang atau spot metering (atau matrix metering
untuk kamera komputer), yang semuanya berusaha untuk menentukan eksposur yang
tepat.
Center‐weighted metering
Adalah mengambil
metering umum dari seluruh adegan (seperti yang terlihatmelalui lensa kamera
[TTL] atau dalam pandangan sel meter) dengan lebih banyak penekanan pada bagian
tengah gambar. Ini adalah gaya pengukuran paling tua berbasis non‐CPU kamera.
gambar
Spot metering
Adalah berfokus pada pengukuran pada porsi yang
sangat kecil dari adegan (biasanya 1 ° ~ 5 ° sudut pandang). Hal ini
memungkinkan Anda untuk mengukur jumlah kontras pada berbagai
bagian dalam rangka untuk menentukan rentang kontras
dan sesuai nilai‐nilai Zona masing‐masing
daerah. Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem Zona melihat halaman ini.
Matrix metering
adalah
bentuk terbaru yang digunakan di komputer di‐kamera
melalui lensa (TTL) sistem metering. Adegan ini terbagi ke dalam 5 ~ 45 daerah,
meter masing‐masing secara independen, dan menggunakan algoritma terkomputerisasi
mencoba untuk menentukan nilai eksposur yang tepat (menebak bahwa daerah di
kiri atas dan kanan kuadran foto, misalnya, adalah langit atau yang daerah
pusat adalah subjek utama).
Insiden metering
Adalah mengukur cahaya cahaya yang jatuh ke
suatu subjek. Ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan kubah putih kecil di atas sel meter.
Tidak seperti mete ring reflektif, yang titik di subjek, dengan insiden
metering Anda harus berdiri di depan subjekdan titik kubah putih ke arah mana
kamera akan. Meter mengukur jumlah cahaya yang jatuh ke lokasi tersebut dan
memberikan nomor. Insiden meteringlebih akurat daripada meterin reflektif
sederhana dan
insiden lebih mudah digunakan daripada reflektif karena
Anda tidak perlu khawatir tentang subjek reflectance (yaitu berusaha untuk menemukan
18% abu‐abu dalam bingkai atau menebak tentang apakah matrix
meteringtelah berhasil dengan benar ).
Light Meter
Dalam Kamera SLR
Insiden Light
Meter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar