Minggu, 18 Oktober 2015

CAHAYA



C a h a y a ( Lighting )


     Elemen Dasar fotografi yang ke empat adalah Cahaya, Pencahayaan yang baik sangat penting untuk foto yang baik. Dalam membuat foto anda akan selalu berhubungan dengan cahaya. Oleh karenanya Cahaya merupakan elemen penting dalam fotografi. Bahkan, jangan lupa arti dari kata Yunani "fotografi". "Phos" berarti "cahaya" dan "Graphis" berarti "kuas", secara harfiah
berarti "melukis dengan cahaya". Cahaya sendiri dapat dikatakan sebagai salah
satu bahan dasar dalam proses “menggambar” itu. Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak akan tercipta.
      Pencahayaan dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:
·         Exposure, adalah Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi,
·         Pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (Lighting Set Up)

EXPOSURE

     Exposure di sini berkaitan dengan kecepatan film (ASA), diafragma pada lensa, dan kecepatan shutter kamera. Pencahayaan di sini hanya sekedar untuk menghasilkan gambar yang tidak under atau over exposure, ini adalah pencahayaan yang sangat dasar dalam fotografi.
Under Exposure adalah kondisi gambar yang dihasilkan mengalami kekurangan cahaya. Properly Exposure adalah kondisi gambar yang dihasilkan pas mendapatkan cahaya Over Exposure adalah kondisi gambar yang dihasilkan mengalami kelebihan cahaya. Walaupun demikian, Anda jangan meremehkannya, karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan foto yang baik. Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang sudah ahli.


 TATA CAHAYA (LIGHTING SET UP)
     Biasanya kita menggunakan tata cahaya di dalam studio. Walaupun tidak jarang ada yang
menggunakannya di luar gedung atau studio. Tata cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai
exposure yang benar guna menghasilkan gambar yang memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk itu anda harus mengetahui arah datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya kita bermain dengan arah datangnya sinar.
Bagaimana proses terciptanya suatu
karya fotografi ?
Proses tersebut terjadi pada saat film
yang mempunyai bahan peka cahaya di
dalam kamera tersinari dan merekam
warna cahaya dari suatu benda yang
melintasi kamera. Image yang terjadi
pada film negatif karena adanya cahaya
yang mengenai dan “melukai”nya
sehingga menimbulkan bekasbekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka cahaya. Namun agar film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturanaturan tertentu. Aturan pertama adalah, cahaya harus datang dengan terarah. Ini adalah tugas lensa. Yaitu memindahkan suatu image tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam bentuk dua dimensi. Tanpa lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk fotografi. Aturan kedua adalah, jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang terpasang. Dengan demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus mengetahui pula asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah dari sinar atau cahaya itu datang mengenai objek.




Lighting Set Up di Studio

SUMBER CAHAYA
     Sumbersumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini :
1.    Sumber cahaya alam ( Natural Light )
     Yaitu sumber cahaya yang berasal dari alam, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat.
Misalnya : matahari, bulan, bintang.

2.    Sumber cahaya buatan ( Artificial Light )
     Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau diciptakan oleh manusia.
Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin, lentera, api.

KUALITAS CAHAYA
     Kualitas cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh sumber
cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1.    Keras
     Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang.
2.    Sedang
     Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang.
3.    Lemah
     Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dangelap.


Natural Light Photo Artifical Light Photo

ARAH CAHAYA
     Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan
kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain :
Sinar Depan / Muka (Front Light)
     Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini
dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.


Sinar Belakang (Back Light)
     Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair (flare) , yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :
- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.


Front Light ( Sinard Depan/Muka )
Back Light ( Sinar Belakang )
Efek Siluet

- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor (bidang datar yang dapat memantulkan cahaya biasanya berwarna putih atau silver).
- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop

Sinar Samping (Side Light)
     Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.

Sinar Atas (Top Light)
     Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisisisi bawah obyek.

Sinar Kunci (MainLight)
     Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi. Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang
anda pakai. Kalau sampai salah, siasia saja pengukur cahaya yang ada.

Cara menggunakan pengukur cahaya :


     Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran,
lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under)
atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya mengatakan OK, anda dapat mengubahubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan.

Metode Pengukuran Cahaya
     Ada dua jenis metode pengukuran cahaya:
Reflektif meter (Reflective Meter)
     Adalah mengukur cahaya yang memantul dari subjek. Metode ini akan sangat sulit karena seseorang mengenakan kemeja putih akan memantulkan lebih banyak cahaya daripada seseorang yang mengenakan kemeja berwarna gelap, namun secara teori mereka harus mendapatkan eksposur yang sama dalam film. Namun, terlepas dari kekurangan reflektif metering adalah jenis pengukuran yang dibangun ke dalam semua kamera saat ini karena merupakan satusatunya pilihan layak untuk metering di kejauhan. Anda dapat memiliki pusattertimbang atau spot metering (atau matrix metering untuk kamera komputer), yang semuanya berusaha untuk menentukan eksposur yang tepat.

Centerweighted metering
     Adalah mengambil metering umum dari seluruh adegan (seperti yang terlihatmelalui lensa kamera [TTL] atau dalam pandangan sel meter) dengan lebih banyak penekanan pada bagian tengah gambar. Ini adalah gaya pengukuran paling tua berbasis nonCPU kamera.

gambar

Spot metering
Adalah berfokus pada pengukuran pada porsi yang sangat kecil dari adegan (biasanya 1 ° ~ 5 ° sudut pandang). Hal ini memungkinkan Anda untuk mengukur jumlah kontras pada berbagai
bagian dalam rangka untuk menentukan rentang kontras dan sesuai nilainilai Zona masingmasing daerah. Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem Zona melihat halaman ini.

Matrix metering  
     adalah bentuk terbaru yang digunakan di komputer dikamera melalui lensa (TTL) sistem metering. Adegan ini terbagi ke dalam 5 ~ 45 daerah, meter masingmasing secara independen, dan menggunakan algoritma terkomputerisasi mencoba untuk menentukan nilai eksposur yang tepat (menebak bahwa daerah di kiri atas dan kanan kuadran foto, misalnya, adalah langit atau yang daerah pusat adalah subjek utama).

Insiden metering
     Adalah mengukur cahaya cahaya yang jatuh ke suatu subjek. Ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan kubah putih kecil di atas sel meter. Tidak seperti mete ring reflektif, yang titik di subjek, dengan insiden metering Anda harus berdiri di depan subjekdan titik kubah putih ke arah mana kamera akan. Meter mengukur jumlah cahaya yang jatuh ke lokasi tersebut dan memberikan nomor. Insiden meteringlebih akurat daripada meterin reflektif sederhana dan
insiden lebih mudah digunakan daripada reflektif karena Anda tidak perlu khawatir tentang subjek reflectance (yaitu berusaha untuk menemukan 18% abuabu dalam bingkai atau menebak tentang apakah matrix meteringtelah berhasil dengan benar ).

Light Meter Dalam Kamera SLR

Insiden Light Meter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar